Televisi: Digital vs Analog
Rabu, 01 Februari 2012
Televisi digital (DTV) seringkali dikenal sebagai High Defenition
Television (HDTV); atau juga bisa dikenal sebagai Advanced Television
(ATV) maupun Integrated Digital Television. Banyak orang sering
menggunakan DTV sebagai sinonim untuk HDTV, DTV tidak selalu
HDTV. Televisi Digital adalah istilah menyeluruh untuk televisi digital dan
termasuk di dalamnya HDTV, datacasting dan multicasting.
Di awal tahun 80-an, saat program kabel menjadi kompetitor
serius bagi industri film, perusahaan Jepang NHK mengenalkan teknologi
High Defenition Television ke Hollywood saat itu disebut dengan "NHK
Hi-vision". Teknologi ini memancarkan gambar dan suara yang lebih
bagus dan juga memiliki layar yang lebih lebar. Semua yang sangat diinginkan
dalam industri film. Namun, sinyal HDTV membutuhkan bandwith
besar (20 MHz) bandingkandengan standard sinyal analog NTSC(6 MHz).
Sepanjang tahun 1990 sejumlah perkembangan penting terkait hal ini:
(1) Industri kabel menguat di seluruh negeri.(2) Revolusi PC membuat industri
televisi dan film menggunakan sejumlah peralatan software untuk mengedit
pekerjaan mereka secara digital,terutama Macromedia, Avid dan Adobe.
(3) Industry CDROM menjadi pemimpin dalam perkembangan
aplikasi multimedia interaktif. (4) Perusahaan satelit, yang ingin
mendapat pasar yang lebih besar,memperkenalkan piringan satelit
berdiameter 18 inci untuk kebutuhan rumah tangga (Direct Broadcast
Satellite [DBS]). Piringan-piringan ini menerima transmisi dari ratusan
kanal dari sinyal siaran NTSC yg dikode secara digital ke kotak-kotak
yang diset digital-ke-analog baik secara nasional maupun internasional.
(5) Peralatan elektronik konsumen gabungan analog dan digital juga
bermunculan seperti CD-ROM, VCR, camcorder, laser disk dan
video disk digital.(6) Kesuksesan internet sangat berdampak
bagi industry televisi. Sementara itu TV Analog (atau SDTV, Standard Defenition Television)
merupakan jenis televisi yang paling banyak digunakan. Televisi ini
menerima sinyal yang dikirimkan dalam bentuk gelombang analog
bervariasi yang berkelanjutan. Nilai bentuk gelombang ini menentukan
jumlah voltase yang akan digunakan di elektron di bagian dibalik tabung
gambar. Hal ini juga segera mempengaruhi luminance (istilah teknis untuk
tingkat cahaya gambar (atau intensitas) dan chrominance (istilah teknis
untuk warna) gambar tersebut.Bagaimana pun juga TV analog
memiliki keterbatasan:
- Kanal TV Analog sangat mudah terpengaruh akan gangguan yang
disebabkan oleh bentuk-bentuk fisik (perbukitan, bangunan dan sebagainya)
dan gangguan ini seringkali juga dalam bentuk munculnya bentuk
"ghosting (cahaya seperti hantu)" di layar gambar.
- Kanal TV normalnya menempati bandwith sebesar 6 MHz. Dengan
TV analog, penonton hanya bisa melihat sedikit kanal 6 MHz, tentu
saja ini membatasi jumlah kanal yang bisa diterima dan dilihat penonton.
Selain itu banyak frekuensi yang bisa digunakan oleh kanal TV harus tetap
kosonng karena jika kanal TV analog ditempatkan terlalu dekat bisa saling
mengganggu.
- Walaupun sinyal luminance dan chrominance terpisah masih bisa
saling mengganggu, terutama di wilayah dengan kekuatan sinyal yang
lemah. Ini bisa menyebabkan masalah dengan tampilan warna.
Seperti yang anda ketahui, ada beberapa perbedaan antara televisi
digital dan analog antara lain:
- Hardware DTV bisa membaca atau mengubah sinyal siaran (tergantung
pada harware yang terlibat) menjadi bits dan bytes, yang merupakan
bahasa komputer. Ini membuat komputer dan HDTV cocok satu sama lain.
- Sinyal TV digital lebih tidak mudah terpengaruh akan gangguan. Dengan
teknologi kompresi MPEG (dan lainnya), gambar yang muncul bebas
dari kesalahan bahkan jika kesalahan sinyal yang kecil terjadi. Dengan
sinyal siaran analog, kesalahan sinyal kecil sekalipun bisa menyebabkan
degradasi gambar. Saat gangguannya semakin memburuk, gambar juga
semakin memburuk.
- Dengan sinyal digital, karena koreksi kesalahan bisa bekerja, gambar
akan tetap terlihat sempurna hingga titik sinyal FEC ke rasio noise bisa
dicapai. Rasio di bawah titik tersebut menyebabkan gambar yang tidak bisa
layak.
- Penggunaan kompresi (yang dilakukan DTV) berarti bahwa bandwitch
kanal TV standar 6 MHz bisa membawa sekitar 4 atau 5 kanal TV
terpisah (bandingkan dengan sinyal analog yang hanya bisa membawa
satu) dan memiliki resolusi yangsama bagusnya. DTV menawarkan
paling tidak dua kali resolusi yang ditawarkan TV analog dan hal ini
memungkinkan gambar berkualitas film layar lebar.
- Sinyal kanal TV digital yang berdampingan tidak akan mengganggu
satu sama lain seperti halnya di sistem analog. Oleh karena itu lebih
banyak kanal bisa digunakan.
- Tidak seperti sistem analog, resolusi siaran TV digital bisa divariasikan
karena sinyal digital bisa dikompresi saat dikirim ke DTV dan penonton
bisa menerima lebih banyak kanal. Ini memungkinkan pengembangan
kanal dengan konten untuk sekelompok penonton tertentu.
Television (HDTV); atau juga bisa dikenal sebagai Advanced Television
(ATV) maupun Integrated Digital Television. Banyak orang sering
menggunakan DTV sebagai sinonim untuk HDTV, DTV tidak selalu
HDTV. Televisi Digital adalah istilah menyeluruh untuk televisi digital dan
termasuk di dalamnya HDTV, datacasting dan multicasting.
Di awal tahun 80-an, saat program kabel menjadi kompetitor
serius bagi industri film, perusahaan Jepang NHK mengenalkan teknologi
High Defenition Television ke Hollywood saat itu disebut dengan "NHK
Hi-vision". Teknologi ini memancarkan gambar dan suara yang lebih
bagus dan juga memiliki layar yang lebih lebar. Semua yang sangat diinginkan
dalam industri film. Namun, sinyal HDTV membutuhkan bandwith
besar (20 MHz) bandingkandengan standard sinyal analog NTSC(6 MHz).
Sepanjang tahun 1990 sejumlah perkembangan penting terkait hal ini:
(1) Industri kabel menguat di seluruh negeri.(2) Revolusi PC membuat industri
televisi dan film menggunakan sejumlah peralatan software untuk mengedit
pekerjaan mereka secara digital,terutama Macromedia, Avid dan Adobe.
(3) Industry CDROM menjadi pemimpin dalam perkembangan
aplikasi multimedia interaktif. (4) Perusahaan satelit, yang ingin
mendapat pasar yang lebih besar,memperkenalkan piringan satelit
berdiameter 18 inci untuk kebutuhan rumah tangga (Direct Broadcast
Satellite [DBS]). Piringan-piringan ini menerima transmisi dari ratusan
kanal dari sinyal siaran NTSC yg dikode secara digital ke kotak-kotak
yang diset digital-ke-analog baik secara nasional maupun internasional.
(5) Peralatan elektronik konsumen gabungan analog dan digital juga
bermunculan seperti CD-ROM, VCR, camcorder, laser disk dan
video disk digital.(6) Kesuksesan internet sangat berdampak
bagi industry televisi. Sementara itu TV Analog (atau SDTV, Standard Defenition Television)
merupakan jenis televisi yang paling banyak digunakan. Televisi ini
menerima sinyal yang dikirimkan dalam bentuk gelombang analog
bervariasi yang berkelanjutan. Nilai bentuk gelombang ini menentukan
jumlah voltase yang akan digunakan di elektron di bagian dibalik tabung
gambar. Hal ini juga segera mempengaruhi luminance (istilah teknis untuk
tingkat cahaya gambar (atau intensitas) dan chrominance (istilah teknis
untuk warna) gambar tersebut.Bagaimana pun juga TV analog
memiliki keterbatasan:
- Kanal TV Analog sangat mudah terpengaruh akan gangguan yang
disebabkan oleh bentuk-bentuk fisik (perbukitan, bangunan dan sebagainya)
dan gangguan ini seringkali juga dalam bentuk munculnya bentuk
"ghosting (cahaya seperti hantu)" di layar gambar.
- Kanal TV normalnya menempati bandwith sebesar 6 MHz. Dengan
TV analog, penonton hanya bisa melihat sedikit kanal 6 MHz, tentu
saja ini membatasi jumlah kanal yang bisa diterima dan dilihat penonton.
Selain itu banyak frekuensi yang bisa digunakan oleh kanal TV harus tetap
kosonng karena jika kanal TV analog ditempatkan terlalu dekat bisa saling
mengganggu.
- Walaupun sinyal luminance dan chrominance terpisah masih bisa
saling mengganggu, terutama di wilayah dengan kekuatan sinyal yang
lemah. Ini bisa menyebabkan masalah dengan tampilan warna.
Seperti yang anda ketahui, ada beberapa perbedaan antara televisi
digital dan analog antara lain:
- Hardware DTV bisa membaca atau mengubah sinyal siaran (tergantung
pada harware yang terlibat) menjadi bits dan bytes, yang merupakan
bahasa komputer. Ini membuat komputer dan HDTV cocok satu sama lain.
- Sinyal TV digital lebih tidak mudah terpengaruh akan gangguan. Dengan
teknologi kompresi MPEG (dan lainnya), gambar yang muncul bebas
dari kesalahan bahkan jika kesalahan sinyal yang kecil terjadi. Dengan
sinyal siaran analog, kesalahan sinyal kecil sekalipun bisa menyebabkan
degradasi gambar. Saat gangguannya semakin memburuk, gambar juga
semakin memburuk.
- Dengan sinyal digital, karena koreksi kesalahan bisa bekerja, gambar
akan tetap terlihat sempurna hingga titik sinyal FEC ke rasio noise bisa
dicapai. Rasio di bawah titik tersebut menyebabkan gambar yang tidak bisa
layak.
- Penggunaan kompresi (yang dilakukan DTV) berarti bahwa bandwitch
kanal TV standar 6 MHz bisa membawa sekitar 4 atau 5 kanal TV
terpisah (bandingkan dengan sinyal analog yang hanya bisa membawa
satu) dan memiliki resolusi yangsama bagusnya. DTV menawarkan
paling tidak dua kali resolusi yang ditawarkan TV analog dan hal ini
memungkinkan gambar berkualitas film layar lebar.
- Sinyal kanal TV digital yang berdampingan tidak akan mengganggu
satu sama lain seperti halnya di sistem analog. Oleh karena itu lebih
banyak kanal bisa digunakan.
- Tidak seperti sistem analog, resolusi siaran TV digital bisa divariasikan
karena sinyal digital bisa dikompresi saat dikirim ke DTV dan penonton
bisa menerima lebih banyak kanal. Ini memungkinkan pengembangan
kanal dengan konten untuk sekelompok penonton tertentu.