Memperbanyak Sujud


Oleh Jauhar Ridloni Marzuq

Dikisahkan oleh Rabiah bin Ka’ab al-Aslami, bahwa pada suatu malam ia pernah menyediakan seember air wudhu dan keperluan-keperluan lain yang dibutuhkan Rasulullah SAW. Melihat kebaikan yang dilakukan oleh Rabiah, Rasulullah berkata kepadanya, “Mintalah sesuatu dariku, wahai Rabiah.”

Rabiah pun menyebutkan permintaannya. “Wahai Rasulullah, aku minta agar Allah menjadikanku sebagai pendampingmu di surga kelak.” Rasulullah bertanya lagi, “Apakah tak ada permintaan selain itu?”

“Tidak ada, wahai Baginda Nabi. Hanya itu yang ingin aku minta darimu,” jawab Rabiah. “Jika demikian, maka jagalah dirimu untuk memperbanyak sujud.” (HR Muslim).

Sujud pada hakikatnya bukanlah sekadar gerakan dan ritual yang ada dalam shalat. Lebih dari itu, sujud adalah salah satu bentuk kepasrahan secara total dengan merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan keagungan Allah yang Mahakuasa. Sujud merupakan bentuk pengharapan rida dan cinta dari Zat Yang Maha Melihat, serta bentuk syukur atas beragam nikmat Allah, dan kecemasan dari azab Allah yang Mahadahsyat.

Sujud ialah bukti keimanan seorang Mukmin. “Sesungguhnya orang yang benar-benar beriman kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu, mereka segera bersujud seraya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka tidak menyombongkan diri.” (QS al-Sajdah [32]: 15).

Selain itu, sujud juga merupakan bukti nikmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dari keturunan Ibrahim dan Israil (Ya’qub), dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (QS Maryam [19]: 58).

Sujud juga momen paling intim antara seorang hamba dengan Tuhannya. “Sesungguhnya saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sedang bersujud.” (HR Muslim). Karena sujudlah, seorang manusia mendapat predikat Ibadurrahman, hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang, dan dijamin masuk surga. “Dan Ibadurrahman (hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang) ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan, mereka adalah orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS al-Furqan [25]: 63-64).

Dengan sujud pula Allah mengangkat derajat para sahabat Rasul dan menjadikan mereka sebagai golongan paling mulia dalam sejarah umat manusia. “Muhammad itu adalah utusan Allah. Dan, orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang dengan sesama mereka. Kamu melihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” (QS al-Fath [48]: 39). Wallahu a’lam.



sumber : republika.co.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel