SALAM CINTA - karya K.H. Amin Budi Harjono


Sedulurku tercinta, Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang telah membayar cinta yang telah dilaksanakan. Salam padamu semua kawan da keluargamu yang telah tergerak ke Jalan Allah, Jalan Cinta dan penafsir ayat-ayat CintaNya. Salam padamu kawan dan keluargamu yang menjadi pintu mengenal Dia kemudian menyerap ajaran-ajaran CintaNya. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang menjadi khalifah Alah di bumi dengan melayani sesama tanpa batas. Salam padamu kawan dan keluargamu yang menjadi tanda-tanda CintaNya dan menjadi rumah Dia di bumi tempat berbagi.

Salam padamu kawan dan keluargamu yang menjenguk Dia yang sakit dalam bentuk menjenguk hamba-hambaNya yang sakit. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang memberi minum kala Dia kehausan dalam bentuk memberi minum kepada makhlukNya yang kehausan. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang memberi makan Dia kala kelaparan dalam wujud memberi makan kepada hamba-hambaNya yang kelaparan. Salam kepadamu semua kawan dan keluargamu yang membusanai Dia yang telanjang dengan tindakan membusanai hamba-hambaNya yang telanjang.
Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang menjadi mataNya dalam memandang, yang menjadi lidahNya dalam berkalam, yang menjadi kakiNya dalam menapak jejak-jejak perjalanan cinta. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang menyayangi apa saja di bumi, sehingga apa yang di langit mencitai. Salam padamu semua kawan yang mencinta maka dicinta. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang memenuhi janjiNya yang telah Dia jamin pemenuhannya. Salam padamu semua kawan yang mewarisi cahayaNya dalam bentuk ilmu yang tercurah dan menjadi pengerak akan jalan terpuji.

Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang duduk,berdiri dan berbaring mengingat Dia, dengan cara merenungkan gejala siang dan malam serta penciptaan langit dan bumi ini. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang memulyakan tamu, menghargai tetangga, silaturrahmi ke tempat saudara-saudaranya. Salam padamu semua kaan dan keluargamu yang menyempatkan tersenyum sebagai sedekah kala ketemu saudara-saudara. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang merelakan sedekah walau secuil roti, atau sebiji kurma, atau seteguk air, yang menjadikan rahmat Allah turun tanpa perhitungan.

Salam padamu semua kawan yang mendatangi undangan saudaranya, yang melayat saudaranya yang meninggal, yang menjawab setiap uluk salam, yang mendo'akan saudaranya yang bersin dan menjenguk mereka yang sedang sakit. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang bertakbir, bertahmid, bertahlil, beristighfar, beristighotsah, beristi'anah, terutama dalam memulai dan mengakhiri hari-hari berganti.

Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang menjadi saksi atas semua perkara yang telah disampaikan Kanjeng Nabi Muhammad saw. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang telah mendengar Ayat-ayat suci serasa baru di hatinya dan kala membaca merasa berbisik-bisik denganNya. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang bersama Allah dan para malaikatNya bersholawat kepada Kanjeng Nabi saw itu. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang meyakini setiap apa saja yang disandarkan pada kekasihNya itu manakala dipraktekkan akan memuliakan hidupnya dunia akhirat.

Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang mencintai semesta alam sebagai manifestasi dari cinta kepadaNya. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang membenarkan semua apa yang dibawa oleh kekasihNya dengan cara melakukan cinta yang tanpa batas. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang mencintai Allah, mencintai orang yang paling cinta Allah, cinta kepada barang, yang barang-barang itu semakin mendekatkan cinta kepadaNya. Salam padamu semua kawan dan keluargamu yang, yang, yang, yang, yang, yang....

Kawan-kawan, aku yakin apa yang sebanyak aku menyebut, ada di hatimu, ada di hatimu, sudah ada, kalau toh sebanyak engkau menemukan kitab tertulis, bukankah itu bersumber dari sana, dari rumah Dia itu....

Seruling Cinta
Duhai Tuhan kami,ya Allah
Apa pun yang menggores tubuh ini indah adanya
akulah saksi CintaMU
aku adalah Engkau yang jatuh cinta
dengan diriMu
aku adalah Engkau yang mencari CintaMu sendiri
aku ada di tempat yang tak terjangkau pemikiran
ketika aku tinggalkan segalanya selain Engkau
aku fana dalam diriMu
aku tidak ada
aku menjadi apa saja yang Engkau bentuk
aku adalah pena diantara dua jariMu
aku tak akan bergerak sendiri
aku akan menulis apa pun
yang ingin Engkau katakan
aku patung Engkau pemahatnya
Duhai Tuhan kami,ya Allah
Dalam penjara rahim Ibuku
beliaulah yang mengabarkan pesona dunia
Dalam penjara rahim dunia
kekasihMu yang mengabarkan pesona sorga
dengan panduan Cinta
KekasihMu itu sandaran hatiku
setelah Engkau
beliaulah gondelan dunia akhiratku
KekasihMu itu
orang yang terbakar Cinta
tak terpikat oleh aroma dan warna
beliau melihat Keindahan itu sendiri
dimana dan kapan saja
beliau mentahkan kerangka opini
dan merasakan itu pengalaman langsung
beliau merobek-robek pemikiran
dan membuka kesadaran
beliau menyeberangi lautan
menuju sumber ma'rifat ini
Dalam menggapai kafilah kekasihMu
aku akan terus mencari SahabatMu sejati
di tengah puing-puing reruntuhan
akan aku cari orang-orang tulen
dan akan aku tempel terus
boleh jadi ia penjaga Harta Karun tersembunyi.


catatan :

     K.H. Amin Budi Harjono dilahirkan di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan pada tanggal 17 Mei 1962 dengan nama Budi Harjono sebagai anak kedua dari enam bersaudara. Kedua orangtuanya – Bapak Sutikno dan Ibu Hj. Rukanah – hanya lulusan Madrasah Ibtidaiyah di desanya. Keluarga beliau merupakan keluarga yang sederhana yang hanya mengandalkan kehidupan dari hasil pertanian dan perdagangan.    Meskipun kedua orangtua Budi Harjono hanya lulusan madrasah ibtidaiyah dengan jumlah anak yang lumayan banyak serta ekonomi yang tergolong menengah ke bawah, masalah pendidikan anak-anak tetap menjadi prioritas utama di lingkungan keluarga. Bagi mereka (kedua orang tua Budi Harjono) tidak ada alasan untuk tidak memberikan yang terbaik bagi wawasan keilmuan anak-anak mereka. Hal itu dapat terlihat dari prestasi pendidikan yang diraih Budi Harjono dan saudara-saudara kandungnya. Dari keenam anak mereka, empat diantaranya berhasil meraih gelar sarjana dan hanya dua orang yang tidak mendapat gelar sarjana.1 Sejak kelas 2 Sekolah Dasar, Budi Harjono telah menjadi anak yatim karena ayahnya tercinta berpulang ke Rahmatullah. Semenjak itu pula Budi Harjono diasuh oleh kakeknya yang bernama Amin Dimyati2   Proses pendidikan Budi Harjono tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh anak-anak Indonesia pada umumnya. Diawali dari mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Baturagung Gubug pada tahun 1970 dan lulus tahun 1976 kemudian Budi Harjono melanjutkan pendidikannya pada tahun itu juga di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Gubug dan lulus pada tahun 1980. Setelah lulus dari SMP Muhammadiyah, Budi Harjono melanjutkan jenjang pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Semarang dan lulus tahun 1983. Perjalanan pendidikan Budi Harjono berikutnya adalah di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo yang dijalaninya sejak tahun 1983 hingga 1990. Budi Harjono mulai aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian. Dipercaya sebagai seksi bidang rohani Islam di lingkungan Organisasi Intra Siswa (OSIS) SMAN 2 Semarang, Budi Harjono memulai kreatifitas berfikirnya untuk kemajuan organisasi di samping tetap berkonsentrasi dalam pelajaran sekolah. Aktifitas keorganisasian tersebut berlanjut manakala beliau belajar di IAIN Walisongo-Semarang. Selama hampir 7 (tujuh) tahun mengenyam pendidikan tingkat tinggi, Budi Harjono tercatat aktif di lembaga-lembaga organisasi mahasiswa yang antara lain di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Teater Wadas, dan bahkan beliau juga sempat menjabat Sekretaris Senat pada masa kepemimpinan Athoillah Muslim. Hingga sekarang-pun Budi Harjono masih aktif berorganisasi, baik organisasi masyarakat – seperti aktif sebagai salah satu Ketua RW di lingkungan Meteseh, Tembalang, Semarang, Dewan Syuriah NU Kodia Semarang; organisasi sosial-pendidikan. Selain menimba ilmu di sekolah-sekolah formal, Budi Harjono juga memperdalam pengetahuannya yang berkaitan dengan masalah keagamaan. Pendidikan berbasic agama tersebut diterimanya saat beliau belajar di Madrasah Diniyah (MD) dan Pondok Pesantren Sendangguwo. Menginjak remaja, ketika duduk di jenjang SMA, Budi Harjono mulai aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian. Dipercaya sebagai seksi bidang rohani Islam di lingkungan Organisasi Intra Siswa (OSIS) SMAN 2 Semarang, Budi Harjono memulai kreatifitas berfikirnya untuk kemajuan organisasi di samping tetap berkonsentrasi dalam pelajaran sekolah. Aktifitas keorganisasian tersebut berlanjut manakala beliau belajar di IAIN Walisongo-Semarang. Selama hampir 7 (tujuh) tahun mengenyam pendidikan tingkat tinggi, Budi Harjono tercatat aktif di lembaga-lembaga organisasi mahasiswa yang antara lain di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Teater Wadas, dan bahkan beliau juga sempat menjabat Sekretaris Senat pada masa kepemimpinan Athoillah Muslim. Hingga sekarang-pun Budi Harjono masih aktif berorganisasi, baik organisasi masyarakat – seperti aktif sebagai salah satu Ketua RW di lingkungan Meteseh, Tembalang, Semarang, Dewan Syuriah NU Kodia Semarang; organisasi sosial-pendidikan – beliau menjadi pendiri dan penasehat di 3 (tiga yayasan sosial-pendidikan); maupun organisasi politik – aktif di salah satu Partai Islam. Di samping memiliki segudang pengalaman organisasi, Budi Harjono juga memiliki prestasi yang tidak kalah banyaknya dengan aktifitas organisasinya. Sejak duduk di sekolah dasar Budi Harjono sudah menunjukkan bakatnya di bidang kesenian. Hal itu dibuktikan dengan meraih juara I (satu) lomba menyanyi tingkat sekolah dasar se-Kecamatan. Di tingkat SMA, beliau berhasil meraih juara I Pidato tingkat SMA  Beliau hidup bersama seorang isteri yang dinikahinya pada tahun 1989 dan telah dikaruniai 9 (sembilan) putra. Kesehariannya disibukkan dengan pengembangan dakwah melalui lembaga pendidikan, pengajian, serta kesenian.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel