PR dan Komunikasi Publik

PR dan Komunikasi PublikPendekatan public relations menuntut cara-cara penghampiran baru yang bukan hanya lebih komprehensif, melainkan lebih imajinatif terhadap pembentukan opini publik ini. Suatu pendekatan yang mempertimbangkan beragam aspek yang bersinggungan dengan opini, misalnya aspek-aspek pemasaran (marketing dalam arti luas), manajemen, periklanan, komunikasi pribadi, psikologi, antropologi.

Hal ini diperlukan guna menghidari kebingungan atas kenyataan, bahwa suatu opini publik yang positif, tiba-tiba berubah menjadi sebaliknya. Pasalnya saat ini sikap masyarakat cenderung ‘aneh’ ditambhan dengan perilaku media massa yang terwujud dalam model hostile journalism (jurnalisme permusuhan).


Tantangan Besar


Pada dasarnya, tantangan terbesar dalam mengembangkan model komunikasi yang berkualitas adalah mengemas sebuah sistem pengelolaan informasi dan pengemasan informasi yang dibutuhkan publik secara akurat dan menarik. Sebab dengan adanya informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik maka kepuasan publik akan bisa tercapai, sementara dengan informasi yang berkualitas maka kredibilitas lembaga di mata publik.


Aktivitas komunikasi publik, pada dasarnya berkaitan dengan tindakan sosialisasi dan pendidikan terhadap publik. Komunikasi publik, tidak hanya berlaku untuk publik luar melainkan juga untuk publik internal. Karena jika diantara publik internal tidak ada relasi yang harmonis, maka dampaknya buruk bagi citra organisasi. Kondisi demikian akhirnya justru menjadi pesan negatif dan melahirkan citra negatif organisasi di mata publik.


Pada konteks ini, maka public relations harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman, sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan kebutuhan organisasi. Melalui pengemasan pesan-pesan komunikasi publik yang lebih banyak berisikan tentang apa dan siapa serta apa manfaat keberadaan organisasi. Pesan-pesan ini dapat dikomunikasikan melalui media massa atau media lain yang dipilih sesuai dengan target sasaran (Suprawoto, 2006).


Faktor Penting


Ketika membicarakan pelayanan informasi kepada publik, maka bentuk kemasan yang menarik tetap merupakan suatu keharusan, betapa pun relatifnya definisi “menarik” itu yang tentunya akan bergeser pula sesuai tren pada masa tertentu. Di sisi lain, sejalan dengan situasi faktual saat ini, kewajiban lembaga pemerintah khususnya para praktisi public relations adalah mendukung penyebaran dan pemerataan informasi publik ke seluruh lapisan masyarakat (Widodo, 2004).


Praktisi public relations atau petugas humas dapat mengarahkan unsur-unsur potensial agar dapat membentuk opini publik sesuai dengan citra yang diinginkan oleh organisasi. Bagaimanapun juga kita mahfum, bahwa opini publik dan citra organisasi tentu saja merupakan faktor penting yang menentukan sukses atau gagalnya aktivitas dan pelaksanaan program organisasi.


[mth]


Bahan Bacaan:


Depari, Eduard. 1997. “Public relations dan Pengembangan Citra Perusahaan”. Makalah dalam Seminar Kehumasan “Prospek dan Tantangan PR Dalam Menyongsong Era Perdagangan Bebas”. Surabaya, 22 November 1997 : Stikosa-AWS.


Kasali, Rhenald. 2000. Manajemen Humas. Cetakan ketujuh. Jakarta: Grafiti Pers.Ruslan, Rosady. 1998. Praktik dan Solusi Public relations: Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Widodo, Suko. 2004. Pengelolaan Citra Lembaga Pemerintah. Makalah dalam Pelatihan PR untuk Dinas Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota di Surabaya. Surabaya, 20 Agustus 2004.

Sumber: http://rumakom.wordpress.com/2008/02/21/pr-dan-komunikasi-publik/




sumber : duniaesai.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel